“Mah, gimana kemaren..ktemuan dengan ikhwan calonku itu..?” tanya Risma manja.
“Ikhwan apa bakwan ? Lemes banget orangnya, kurus lagi..” kata Ibunya Risma meledek sambil memonyongkan mulutnya.
“Ih..mamah serius nihh..” rajuk Risma
“Hehe, ya mamah serius..kamu harus terima yah kata-kata mamah..” si ibu menampakkan
mimik serius kali ini. Risma menatap wajah serius ibunya.
“Risma, Mamah tegaskan kali ini Mamah bener-bener nggak setuju..” pelan-pelan tapi tegas ibunya berbicara.
Wajah Risma terlihat memelas. Tampak kekecewaan terbersit di
wajahnya. Maklum saja, ini ta’aruf kelima yang dijalaninya. Haruskah ia
membuka lembaran baru biodata para lelaki dari ustadzahnya ? Haruskah ia
mencari lagi calon pria yang bisa mengisi lubang di hati ? Haruskah ia
mencari lagi wajah yang nantinya bakal menghiasi hari-harinya ?
“Heh! Bengong lagi! ” tegur si ibu sambil menepuk paha Risma.
Terkejut Risma sambil tersipu. Ingin rasa membalas perkataan ibu.
Tapi mulut terasa mengunci. Ia tak tahu apa lagi yang harus diucapkan.
“Duuh, segitunya, kamu seneng banget ya sama si ikhwan ini ?” si Ibu
rupanya tahu si anak kecewa. Sambil membetulkan jilbabnya, wanita paruh
baya itu tersenyum lalu berkata, “Risma,,mamah bener-bener gak setuju”
masih pelan seperti tadi.
“Kenapa sih Mah ?” suara Risma bergetar. Perempuan muda itu. Aktivis
yang biasa membakar semangat juniornya di kampus itu suaranya bergetar,
seakan ingin menangis.
“Lho, lho..kok nangis sih anak mamah tersayaang..” dekapan sang ibu membuat air mata Risma semakin berderai-derai.
“Hey, hey,,kok cengeng banget sih anak mamah..dengerin mamah sini..”
Risma masih menunduk. Mencoba hentikan isaknya, tapi tak kuasa. Ya ALLAH..
“Risma, Mamah gak setuju kalo lama-lama..” ujar si Ibu, masih pelan.
Senyumnya makin lebar sambil melihat anaknya terbengong-bengong.
“ee..maksud mamah ?” tanya Risma, masih dengan suara bergetar,
“Hehehe,,mamah gak setuju kalo kita tolak dia, mamah gak setuju kalo
kita menunda-nunda utk mendengarkan si ikhwan mengucap ijab…” kaget juga
si Risma mendengar ibunya bicara agak keras dengan senyum lebar
mengembang. Tapi kali ini tangis Risma terhenti dan senyum malu-malunya
menyembul.
“Mamah lihat dia memang beda dengan calon-calonmu sebelumnya..ikhwan yang satu ini bener-bener Sho-Gun..”
“Sho-Gun..apaan tuh mah..”
“Sholeh & Gun-Thenk..” kata sang Ibu cerah.
“Aah..mamah….maksain” Risma memeluk ibunya. Pelukan bahagia.
InsyaALLAH ia akan melepas masa lajangnya.Suatu saat, Sebentar lagi kita
tentukan tanggalnya, gumam Risma.
0 komentar:
Posting Komentar