Ini
baca ta'aruf yang sesuai ajaran Islam.
Setiap
orang tentu tak ingin melewatkan masa-masa kehidupannya dengan sendirian. Pada
titik tertentu, memiliki pasangan merupakan hal yang sangat diidamkan.
Hidup berpasangan merupakan
Sunatullah. Allah menciptakan setiap makhluk berpasang-pasangan agar
dapat saling mengisi. Sedangkan Rasulullah Muhammad SAW sangat
menganjurkan umatnya untuk menikah. Bahkan dalam Islam, seseorang dianggap
mendirikan setengah tiang agama dengan menikah.
Tetapi, mendapatkan pasangan tentu tidak semudah
membalik telapak tangan. Islam juga tidak mengajarkan umatnya untuk mencari
pasangan hidup dengan sembarangan. Islam mengajarkan umatnya untuk mencari
pasangan lewat taaruf.
Dikutip dari laman konsultasi syariah, ta'aruf
dalam bahasa Arab bermakna 'saling mengenal'. Kata ini terdapat dalam Surat Al
Hujurat ayat 13. "Hai manusia sesungguhnya kami telah
menciptakan kalian dari seorang pria dan seorang wanita, lalu menjadikan
kalian berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kalian saling mengenal
(li-ta'arofu)."
Sedangkan secara istilah, ta'aruf dipahami sebagai
proses perkenalan antara pria dan wanita yang hendak menikah. Meski begitu,
bukan berarti ta'aruf bisa dijalankan sekehendak hati.
Sebenarnya tidak ada cara khusus untuk melaksanakan
ta'aruf. Jika tertarik kepada lawan jenis, maka seseorang dapat mencari
informasi mengenai orang tersebut tanpa melanggar aturan syariat.
Yang patut diperhatikan, pria dan wanita sebelum
menikah statusnya adalah orang lain. Sehingga berlaku aturan bukan mahram
dimana sepasang pria dan wanita terlarang bersentuhan kulit maupun
melihat aurat masing-masing.
Keduanya juga tidak dibolehkan saling berduaan
maupun berbicara. Hal ini seperti tertuang dalam hadis riwayat Ahmad. Rasulullah Muhammad SAW bersabda, " Jangan
sampai kalian berdua-duaan dengan seorang wanita (bukan mahramnya), karena
setan adalah orang ketiganya."
Langkah kedua, luruskan niat. Kuatkan hati bahwa
ta'aruf yang dijalankan benar-benar untuk tujuan baik disertai itikad yang baik
pula yaitu menikah. Sangat tidak dianjurkan meniatkan ta'aruf hanya
untuk menambah kenalan. Apalagi jika sampai memberikan harapan palsu. Perbuatan
ini bisa digolongkan sebagai mempermainkan orang lain dan termasuk kezaliman.
Langkah berikutnya, mendapatkan informasi sebanyak
mungkin mengenai orang yang dimaksud. Hal ini bisa dilakukan lewat tukar
biografi, maupun lewat perantara orang lain yang dipercaya. Jika tukar biografi, sampaikan informasi yang perlu
dibuka saja. Apabila ada yang perlu ditanyakan, bisa menanyakan lewat pihak
ketiga yang mengenal orang bersangkutan.
Langkah selanjutnya, jika ta'aruf diterima, bisa
dilanjurkan dengan nazar. Caranya dengan datang melihat secara langsung
bagaimana sosok calon idaman yang diharapkan secara sekilas saja sekaligus
menemui orangtuanya.
Langkah kemudian, dibolehkan memberikan hadiah saat
menjalani proses ta'aruf. Hadiah tersebut hanya boleh dimiliki oleh calon
istri, bukan keluarganya.
0 komentar:
Posting Komentar