Ada seorang temanku yang berkata, “Dosa gak kalau
kita berkata kepada seorang gadis jika kita mencintainya karena Allah?”. Lalu
saya bertanya balik kepada temanku itu, “Memangnya cinta karena Allah yang kau
maksud itu seperti apa?”. Temanku menjawab bahwa dia tidak tahu dan meminta
padaku untuk menjelaskan seperti apa sih cinta karena Allah itu.
Ibaratnya kita ingin beli pensil karena ingin
menulis, tapi kita tidak tahu apa itu menulis. Ketika ditanya, kenapa kamu
membeli pensil, jawabannya adalah karena ingin menulis, namun ketika ditanya
apa itu menulis, malah tidak bisa menjawab. Apa yang kamu fikirkan kepada orang
yang mengaku membeli pensil karena ingin menulis tadi? Dan bagaimana
tanggapanmu terhadap temanku yang berkata mencintai seorang gadis karena Allah,
tapi tidak tahu apa maksud dibalik kata yang diucapkannyaa? Nah, pada kesempatan
kali ini saya akan membahas seperti apa sih cinta karena Allah itu? Apa sih
makna dari kata “Aku Mencintaimu Karena Allah?”.
Cinta adalah suatu perasaan yang timbul dari rasa
kasih sayang. Setiap individu pasti memiliki rasa cinta dan kasih sayang. Namun
perasaan itu sering kali disalahgunakan oleh kaum muda zaman sekarang. Tidak
hanya kaum muda, orangtua pun terkadang menyalahgunakan arti cinta yang
sesungguhnya, dan rata-rata terjerembab pada cinta karena nafsu sementara.
Kebanyakan dari kita tidak mengerti apa hakikat cinta yang sesungguhnya.
Rasa cinta adalah fitrah yang dimiliki oleh setiap
orang. Hal tersebut sangat wajar. Namun, perasaan tersebut menjadi tidak wajar
ketika disalahgunakan. Banyak akibat buruk yang ditimbulkan dari
menyalahgunakan cinta. Ada orang yang patah hati hingga tak mau merasakan cinta
lagi dan memilih menyendiri seumur hidupnya, ada yang malah menjadi LGBT, ada
yang berselingkuh, bercerai, dan bahkan ada yang saling membunuh hingga
membunuh dirinya sendiri. Itulah akibat dari cinta yang tidak wajar. Contoh
kongkrit dari cinta yang tidak wajar adalah pacaran, ttm-an, selingkuh, hts,
baper-baperan, dan lain-lain. Mengapa hal itu saya katakan tidak wajar? Karena
Islam telah melarangnya.
Dalam Islam, cinta diatur sangat apik. Cinta yang
dijelaskan Islam yang kuketahui itu tidak mengenal rupa, finansial, keturunan,
pekerjaan, status sosial, ataupun yang lainnya. Dalam Islam, cinta adalah hal
yang halal dan diridhoi selagi cinta tersebut dalam jalur Islam. Cinta yang
sejati adalah cinta kepada-Nya dan cinta karena-Nya. Namun seperti apa sih
cinta karena Allah itu?
Pada penjelasan yang akan saya utarakan ini berisikan
contoh-contoh simple dalam kehidupan sehari-hari sebagai pemisalan, agar kita
mudah memahami dan berfikir secara logika.
Salah satu contoh sederhananya seperti ini, ada
seorang pemuda yang membeli mobil karena si A. si A adalah seorang gadis cantik
yang menjadi primadona setiap pemuda. Kira-kira, jika pemuda itu membeli mobil
karena si A, akan dipakai untuk apa mobil tersebut? Tentu saja karena alasannya
si A, maka mobil itu digunakan untuk membuat pemuda itu bertambah dekat dengan
si A. Kalau saja mobil itu digunakan untuk berselingkuh dengan si B atau
digunakan untuk balapan, digunakan untuk pamer, menabrak orang, dll apakah
menjadi benar bila pemuda itu membeli mobil karena si A?
Contoh lain, misalkan ada pemuda yang berkata pada
seorang gadis bahwa dia mencintai gadis tersebut karena orangtuanya. Ada banyak
kemungkinan yang terjadi, bisa jadi dia mencintai gadis itu karena dijodohkan
oleh orangtuanya, bisa jadi karena gadis itu sangat baik pada orangtuanya dan
sangat menyayangi orangtuanya, dan bisa jadi karena hal-hal lainnya yang
berkaitan dengan orangtua si pemuda itu. Ada banyak kemungkinan yang terjadi.
Sehingga dengan tidak disadari pemuda tersebut akhirnya mencintai gadis itu.
Namun, cintanya pada si gadis bukan karena sikapnya yang baik ataupun rupanya
yang cantik. Akan tetapi karena rasa cinta si pemuda pada orangtuanya. Kalau
saja dia bersikap baik, tapi sikap baiknya untuk orangtua yang lain, tentu
pemuda itu tidak akan mencintai gadis itu. Dan juga bila si gadis itu tidak
lagi mencintai orangtua pemuda tersebut, sudah pasti cinta si pemuda pun akan
hilang karena gadis itu tak lagi mencintai orangtuanya.
Apakah kamu mengerti apa yang kusampaikan tadi?
Jadi seperti ini, maksudnya tentu saat kau
mencintai seseorang karena Allah tentu alasannya agar kau bertambah dekat
dengan Allah. Kalau malah jadi melanggar aturan Allah dengan berpacaran, tentu
itu tidak bisa disebut mencintai karena Allah. Mengapa? Karena kau telah
melanggar ketentuan-Nya. Kau malah mengikuti kata setan untuk berpacaran. Sebenarnya
cintamu itu karena Allah atau karena setan?
Hal ini tentu akan sama saja saat kau berkata
mencintai seseorang karena Allah. Bukan berarti saat kau merasa dialah jodohmu,
itu artinya kau mencintainya karena Allah. Bukan, tentu saja itu bukan. Itu
adalah keinginan nafsu dari bisikan setan. Beristigfarlah. Cinta yang seperti
itu adalah cinta karena nafsu yang mengaku-ngaku karena Allah, dan itu bohong.
Jangan mudah tertipu.
Bila ada yang mengatakan seperti itu, coba kau
tanyakan apa itu mencintai karena Allah. Cinta seperti apa itu? Bila ia tidak
bisa menjawab, dan inti jawabannya tidak sama dengan apa yang kusampaikan, maka
itu bohong. Sama halnya seperti orang yang ingin membeli pensil karena ingin
menulis, tapi setelah ditanya apa itu menulis dia tidak paham. Tentu sangat
jelas sekali kebohongannya. Lalu, dari mana dia tahu istilah menulis itu.
Mungkin saja karena dia hanya mendengar dan sepertinya terdengar begitu keren
tanpa tahu apa-apa arti dari kata tersebut sehingga ia hanya mengikuti saja.
Bila ada yang mengatakan, aku mencintaimu tanpa
alasan. Karena cinta tidak butuh alasan. Nah, hal itu pun hanyalah bualan
kosong. Cinta yang seperti itupun adalah cinta dari nafsu, bukan cinta karena
Allah. Cinta karena Allah adalah cinta yang memiliki alasan, dan alasannya
adalah Allah.
Hal ini pun bukan berarti karena kau merasa Allah
memberikan rasa cintamu pada dia, sehingga kau merasa inilah cinta karena
Allah. Tentu saja bukan. Itu hanya dugaanmu saja. Bisa saja rasa cinta itu
datang dari setan. Ibaratnya seperti ini, ada yang memberikanmu kucing dan kau
menyukai kucing tersebut. Kau menyukai kucing tersebut karena kau yakin bahwa
kucing itu pemberian dari A karena dia sangat baik dan kaya raya. Padahal,
belum tentu itu dari A. Bisa saja itu dari S, dan S memberimu kucing yang
terkena rabies. Karena kau menyangka itu dari A, maka kaupun tambah
menyayanginya. Suatu hari, kau tergigit kucing itu dan kau terkena penyakit
berbahaya, lalu kau menyalahkan A. Dalam kasus ini, apakah A bersalah? Tentu
saja tidak. Kaulah yang bersalah. Kesalahanmu adalah dugaanmu yang tidak benar.
Cinta karena Allah adalah cinta yang kau tujukan
kepada seseorang karena orang tersebut mencintai Allah pula, karena orang
tersebut rajin beribadah kepada Allah pula, dan karena Allah memberimu orang
itu sebagai jodohmu. Sehingga ketika orang itu tidak lagi mencintai Allah,
tidak lagi beribadah pada Allah, maka cinta itu pun akan hilang. Itulah makna
dari mencintai karena Allah.
Sebelumnya, aku tadi memberikan statement bahwa mencintai karena
Allah juga alasannya karena Allah memberimu orang itu sebagai jodohmu. Hal itu
bukan berarti saat kau merasa seseorang adalah jodohmu, maka kaupun beranggapan
bahwa kau mencintainya karena Allah. Tidak, itu sangatlah salah besar.
Seseorang yang disebut jodoh adalah ketika orang tersebut sudah menjadi
pasangan halalmu. Jadi, meskipun perilaku dari jodohmu itu luar biasa
naudzubillah-nya, rupa dari jodohmu tidak seperti yang kau inginkan, tapi kau
tetap bertahan karena dialah jodohmu di dunia. Kau bertahan hidup dengannya dan
mencintai-Nya karena dia sudah menjadi kekasih halalmu, karena dia telah
menjadi pasanganmu, karena Allah menitipkan Dia kepadamu, dan
karena kau ingin Allah menyayangimu.
Alasan dari rasa cintamu bukanlah orang itu, tapi
karena Allah yang memberi orang itu sebagai suami/isterimu. Satu hal yang perlu
diketahui, bila ada seseorang yang mengatakan “Aku mencintai-Mu karena Allah”
akan tetapi tidak menikahimu namun malah memacarimu, percayalah itu hanya omong
kosong, bohong, hanyabullshit belaka.
Jangan percaya.
Lalu, bila cinta seperti itu yang diajarkan oleh
Islam, bagaimana caranya agar kita bisa memiliki cinta yang seperti itu?
Bagaimana kita bisa mendapatkan jodoh bila tidak pacaran terlebih dahulu?
Bukankah zaman sekarang sulit sekali bila tidak pacaran dulu?
Nah,
jawabannya akan aku jelaskan di postingan selanjutnya dengan judul “Bagaimana
Menjemput Jodoh?”. Tunggu saja tanggal mainnya. Jazakallahu
Khairan.
0 komentar:
Posting Komentar