Menikah di pulau bali
mungkin adalah impian setiap orang. Bali yang sudah sejak lama dikenal
di seluruh dunia sebagai tempat yang romantis untuk menikmati bulan
madu ataupun melangsungkan pernikahan, menawarkan anda berbagai pilihan
untuk menjadikan impian anda ini benar-benar nyata. Banyak orang mengira
kalau menikah di Bali
itu mahal dan sangatlah rumit. Sebenarnya itu tidaklah tepat. Yang
penting anda bisa merencanakan dengan baik dan tahu apa saja yang perlu
anda siapkan untuk melangsungkan pernikahan di pulau bali ini.
Bali yang kita kenal dengan keindahan alam serta ciri khas seni
budaya yang sangat tinggi, sudah sepantasnya dijadikan tempat untuk
mengikrarkan janji setia anda dengan pasangan anda. Dengan suasana yang
romantis didukung oleh keindahan alam pulau Bali, akan menjadikan
pernikahan anda sebagai kenangan yang tak terlupakan.
Akan lebih baik jika anda mempercakan pernikahan anda pada salah satu
wedding organizer di Bali. Karena dalam merencanakan sebuah pesta
pernikahan, biasanya orang akan dihadapi dengan berbagai macam
perhitungan dan perencanaan dan saya yakin anda tidak punya cukup waktu
untuk itu semua: mengurus surat-surat nikah, menyiapkan berbagai macam
perlengkapan pernikahan: penginapan, rangkaian bunga segar, catering,
acara hiburan, souvenirs, dokumentasi, dan lain sebagainya. Saya kira
dengan harga yang cukup wajar dengan service yang memuaskan anda bisa
percayakan persiapan ini pada Wedding organizer di sana. Mereka akan
dengan senang hati membantu anda mempersiapkan itu semua yang akan
disesuaikan dengan fleksibilitas dan budget anda.
Pernikahan Adat DI pulau Bali
Pernikahan adat bali sangat diwarnai dengan pengagungan kepada Tuhan
sang pencipta, semua tahapan pernikahan dilakukan di rumah mempelai
pria, karena masyarakat Bali memberlakukan sistem patriarki, sehingga
dalam pelaksanan upacara perkawinan semua biaya yang dikeluarkan untuk
hajatan tersebut menjadi tanggung jawab pihak keluarga laki – laki. hal
ini berbeda dengan adat pernikahan jawa yang semua proses pernikahannya
dilakukan di rumah mempelai wanita. Pengantin wanita akan diantarkan
kembali pulang ke rumahnya untuk meminta izin kepada orang tua agar bisa
tinggal bersama suami beberapa hari setelah upacara pernikahan.
Rangkaian tahapan pernikahan adat Bali adalah sebagai berikut:
* Upacara Ngekeb
Acara ini bertujuan untuk mempersiapkan calon pengantin wanita dari
kehidupan remaja menjadi seorang istri dan ibu rumah tangga memohon doa
restu kepada Tuhan Yang Maha Esa agar bersedia menurunkan kebahagiaan
kepada pasangan ini serta nantinya mereka diberikan anugerah berupa
keturunan yang baik.
Setelah itu pada sore harinya, seluruh tubuh calon pengantin wanita
diberi luluran yang terbuat dari daun merak, kunyit, bunga kenanga, dan
beras yang telah dihaluskan. Dipekarangan rumah juga disediakan wadah
berisi air bunga untuk keperluan mandi calon pengantin. Selain itu air
merang pun tersedia untuk keramas.
Sesudah acara mandi dan keramas selesai, pernikahan adat bali akan
dilanjutkan dengan upacara di dalam kamar pengantin. Sebelumnya dalam
kamar itu telah disediakan sesajen. Setelah masuk dalam kamar biasanya
calon pengantin wanita tidak diperbolehkan lagi keluar dari kamar sampai
calon suaminya datang menjemput. Pada saat acara penjemputan dilakukan,
pengantin wanita seluruh tubuhnya mulai dari ujung kaki sampai
kepalanya akan ditutupi dengan selembar kain kuning tipis. Hal ini
sebagai perlambang bahwa pengantin wanita telah bersedia mengubur masa
lalunya sebagai remaja dan kini telah siap menjalani kehidupan baru
bersama pasangan hidupnya.
* Mungkah Lawang ( Buka Pintu )
Seorang utusan Mungkah Lawang bertugas mengetuk pintu kamar tempat
pengantin wanita berada sebanyak tiga kali sambil diiringi oleh seorang
Malat yang menyanyikan tembang Bali. Isi tembang tersebut adalah pesan
yang mengatakan jika pengantin pria telah datang menjemput pengantin
wanita dan memohon agar segera dibukakan pintu.
* Upacara Mesegehagung
Sesampainya kedua pengantin di pekarangan rumah pengantin pria,
keduanya turun dari tandu untuk bersiap melakukan upacara Mesegehagung
yang tak lain bermakna sebagai ungkapan selamat datang kepada pengantin
wanita. kemudian keduanya ditandu lagi menuju kamar pengantin. Ibu dari
pengantin pria akan memasuki kamar tersebut dan mengatakan kepada
pengantin wanita bahwa kain kuning yang menutupi tubuhnya akan segera
dibuka untuk ditukarkan dengan uang kepeng satakan yang ditusuk dengan
tali benang Bali dan biasanya berjumlah dua ratus kepeng
* Madengen–dengen
Upacara ini bertujuan untuk membersihkan diri atau mensucikan kedua
pengantin dari energi negatif dalam diri keduanya. Upacara dipimpin oleh
seorang pemangku adat atau Balian
* Mewidhi Widana
Dengan memakai baju kebesaran pengantin, mereka melaksanakan upacara
Mewidhi Widana yang dipimpin oleh seorang Sulingguh atau Ida Peranda.
Acara ini merupakan penyempurnaan pernikahan adat bali untuk
meningkatkan pembersihan diri pengantin yang telah dilakukan pada acara –
acara sebelumnya. Selanjutnya, keduanya menuju merajan yaitu tempat
pemujaan untuk berdoa mohon izin dan restu Yang Kuasa. Acara ini
dipimpin oleh seorang pemangku merajan
* Mejauman Ngabe Tipat Bantal
Beberapa hari setelah pengantin resmi menjadi pasangan suami istri,
maka pada hari yang telah disepakati kedua belah keluarga akan ikut
mengantarkan kedua pengantin pulang ke rumah orang tua pengantin wanita
untuk melakukan upacara Mejamuan. Acara ini dilakukan untuk memohon
pamit kepada kedua orang tua serta sanak keluarga pengantin wanita,
terutama kepada para leluhur, bahwa mulai saat itu pengantin wanita
telah sah menjadi bagian dalam keluarga besar suaminya. Untuk upacara
pamitan ini keluarga pengantin pria akan membawa sejumlah barang bawaan
yang berisi berbagai panganan kue khas Bali seperti kue bantal, apem,
alem, cerorot, kuskus, nagasari, kekupa, beras, gula, kopi, the, sirih
pinang, bermacam buah–buahan serta lauk pauk khas bali.
Semoga artikel ini berguna bagi anda yang pengen menikah di pulau dewata/ bali itu
0 komentar:
Posting Komentar